Sabtu, 15 Oktober 2016

Hantu Lantai 3 Fakultas

Hai sobat semua, perkenalkan, namaku cut fajarna, biasanya aku dipanggil icut dan aku adalah seorang manusia yang diberikan karunia oleh Allah untuk bisa melihat hantu atau biasanya disebut anak INDIGO. Nah, karena aku baru pertama kali mngirim cerita di KCH (kumpulan cerita hantu) aku berharap kalian semua suka dengan ceritaku ini ya. Oke kawan, cerita hantu memang biasanya terjadi dimana-mana, entah itu disekolah, kampus, rumah, jalan sepi, jembatan penunggu, dan lain-lain. tapi kali ini aku akan menceritakan sedikit cerita hantu yang terjadi padaku tiba-tiba sekali di Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-raniry Banda Aceh.

Hari itu hujan begitu deras sehingga banyak mahasiswa yang sedang menunggu jemputan dan ada juga yang langsung pulang menggunakan mantel, aku dan temanku tidak sadar waktu karena terlalu asyik-asyiknya Wifi-an dilantai 3. Tiba-tiba teleponku berdering.

*Meong, meong, meong (bunyi telepon).
“cut, aku dengar ada suara kucing tadi, dimana ya?” tanya kawanku.
“itu nada dering hpku” jawabku.
“oh, kirain tadi ada kucing, hahaha” ngejek kawanku.

Aku mengakat telponku, *klop.
“halo, Assalamualaikum”.
“walaikumsalam,” jawab yang nelpon.
“ada apa, ne capa?” tanyaku.
“ne aku winda, qee dimana cut, sudah jam 7 malam ne”.

“hahaha, ngawur qee nda, aku dilantai 3 fakultas ne, lancar banget wifi diatas sini, kesinilah” ngajakku.
“gila kamu cut, kamu gak tau apa cerita senior kita tentang lantai 3 fakultas, turun cepat sebelum qee pingsan disitu” jelas winda.
“oh, aku lupa nda. (melihat temanku yang sebelah dan temanku melihat kearahku juga, seakan-akan mata kami berinteraksi diam-diam) nda aku turun sekarang”.

*klop, aku menutup teleponku. Dengan sok gak takut, aku diam-diam membereskan barangku di tas meja dan memasukkannya ke tas, dan menyuruh temanku juga membereskannya, tanpa banyak bicara temanku dengan cepat membereskan barang-barangnya, dan kami dengan langkah seribu meninggalkan meja intenet menuju tangga, tapi tiba-tiba sesampainya kami pas didepan tangga, kami sudah ditungguin sama adek cantik berwajah darah berantakan, tanpa banyak kata kami balik arah ketangga satu lagi dan meninggalkan adek cantik itu, dengan hati gugup, nafas diunjuk tanduk, wajah ketakutan, kami berdua meninggalkan lantai 3 itu.