Kamis, 13 Oktober 2016

Kejadian Mengerikan Waktu Nyanyi

Hay sobat, kenalin namaku ervia aku tinggal di daerah Gunung Kidul di Jogjakarta, yah kampung banget sih. Ok, langsung ke cerita. Aku seorang biduan dangdut yang nyanyi dari panggung ke panggung gak kenal waktu sih, aku sudah dari SMP jalani profesi ini. Waktu itu aku dapat tawaran 2 tempat, karna waktu bisa aku bagi yah aku handle semua, paginya aku didaerah pantai parang tritis atau paris.

Sampai lokasi jam 11 siang dan langsung acara sampai jam 5 sore, waktu perjalanan pulang ada yang aneh. Motor berasa berat banget, seperti gak bisa buat laju. Nah sampai rumah saudara habis maghrib dan aku numpang mandi, waktu aku mau masuk kamar mandi tuh pintu kebuka sendiri, wah ada yang gak beres. Tapi aku bismillah aja dan langsung mandi, terus dandan lagi karna mau pindah tempat manggung. Waktu lagi rapi-rapi, tanteku masuk bilang motorku nyala sendiri diteras.

Loh, gimana bisa kunci ada didepanku dan cuma aku sama tante yang dirumah. Jam setengah delapan aku tancap gas berangkat, lokasinya lumayan jauh, jalan gelap tapi jam segitu masih banyak kendaraan lewat. Ditengah jalan sepi, cuma ada lampu remang-remang kanan kiri sawah, tiba-tiba ada yang terbang diatas kepala. Sontak aku kaget, gak ada orang lewat sama sekali, dada terasa sesak, dan aku hanya baca doa disetiap jalanku. Sampai di pertigaan akus udah dijemput sama playerku.

“kamu kenapa wajah pucat?” tanya playerku.
“gak apa-apa om gangguan kecil” jawabku.

Langsung ke lokasi, dirumah yang kuno jaman dahulu gitu deh pokoknya daerah candi. Langsung disambut yang punya rumah, dan semua sudah kumpul, penonton juga ramai. Lagu pertama, kedua, gak ada yang aneh semua joget lepas. Tapi aku fokus sama mbak-mbak yang berdiri di bawah pohon rambutan samping panggung, dia berdiri sendiri dan tersenyum terus kalau lihat aku.

Cewek itu pakai baju bunga, dan rok hitam panjang, dan bawa plastik hitam dia melihatku aneh, sangat aneh. Karna aku risih aku pindah tempat duduk di tengah, aku tanya sama temanku namanya ika.

“dek, kamu lihat deh cewek bawah pohon itu lihatin aku terus”.
Ika: gak ada cewek mbak!

Sontak aku kaget, maksudnya apa dia gak lihat, lalu aku tunjuk-tunjuk cewek itu tetap diam dan senyum, tapi teman-temanku gak ada yang lihat. Aku langsung diam dan gak berani lihat lagi, waktu itu pukul 11.45 menit, acara sudah mau selesai, aku tengok cewek itu sudah gak ada. Huft, lega rasanya. Acara selesai aku sudah ganti, dan pamitan sama yang punya rumah dan teman-teman.

Tiba-tiba cewek tadi berdiri di samping aku parkir motor guys. Aku langsung teriak, tadi muka tersenyum, dan saat itu dia acak-acakan, pucat, tangannya penuh luka. Saat aku lari balik, pak karto yang punya rumah tadi langsung ajak aku istirahat dulu, dan minta aku cerita kenapa aku teriak, teman-temanku juga gak jadi pulang karna lihat aku histeris. Setelah aku cerita semua, dan aku yakin cewek itu bukan manusia, karna dia hilang gitu aja.

Aku gak berani pulang karna waktu sudah pukul 01.15 dini hari. Aku telfon ayahku dan aku cerita kejadiannya. Ayahku bilang mau datang jemput, setelah aku nunggu ayah, dan teman-teman juga masih nungguin aku. Mereka gak bisa antar karna lawan arah. Sudah pukul 02.00 aku teriak lagi lihat cewek itu tadi di atas pohon jambu depan gerbang. Dia melambaikan tangannya, astaga.

Seram sekali, aku salah apa sampai dia ikutin aku. Karna teman-teman cemas, lalu membawa aku masuk rumah. Gak lama ayahku datang, alhamdulillah, ayahku bisa dibilang orang pintar kalo dikampung, dia lihat aku lemas. Lalu ayah tanya dimana perempuan itu? Akupun diajak keluar, aku tengok sana sini tapi gak kelihatan, aku menuju samping rumah pak karto dan benar, hantu itu ada dipojok rumah, nangis guys.

Ayahku langsung lari dan dengan tenaga dalam di panggil cewek itu, dan sumpah baru kali itu aku ngobrol sama setan dan lihat sedekat itu. Puluhan orang pun lihat aku tapi hanya aku yang lihat dan ayahku. Dia bicara dia suka sama aku, dia pengen nyanyi guys. Dulu dia biduan tapi waktu pulang nyanyi dia diperk*sa katanya, dan dibunuh dekat pantai parang tritis, dan setelah ngobrol sama ayahku juga dia mau pergi dari aku dan akhirnya dia menghilang.

Akupun pulang dengan selamat, tapi gak sampai disitu, dia masih ngikutin aku tapi aku lama-lama sudah terbiasa, karna dia menampakan wajah biasa bukan wajah seramnya, dia sering senyum dari jauh. Ini kisah nyataku.