Sabtu, 15 Oktober 2016

Tangan Misterius

Namaku Hani. aku mempunyai cerita hantu yang mengenai keberadaan sosok misterius di kapel, sekolahku. Aku mengalami kejadian ini sudah sangat lama. Jadi aku lupa-lupa ingat, begini ceritanya. Disekolah sangat membosankan, maka aku tidak tau harus berbuat apa. karena bosan, tapi teman-teman sudah pada berdatangan. Aku pun memutuskan pergi ke kapel sekolah. Aku mengambil air suci yang tersedia di sekolahku untuk membuat tanda salib.

Aku duduk, lalu memulai berdoa. Kejadian aneh ini terjadi ketika selesai berdoa. Saat selesai berdoa, aku mengambil air suci itu kembali untuk membuat tanda salib kembali ketika sudah selesai berdoa. Tiba-tiba aku terkejut melihat tangan berwarna putih pucat, layaknya krem kecokelatan berada di depan pintu. Tubuh dari tangan itu tidak terlihat, tapi tangannya sangat terlihat jelas olehku.

Posisi tangannya seperti baru membuka pintu. Tangan itu berada di samping kiri pintu. Sayangnya entah mengapa, mungkin penglihatanku yang sudah buram, membuat tangan itu seperti di sensor (blur). Aku segera pergi ke pintu kapel untuk beberapa detik, lalu kembali lagi ke kapel. Tangan itu hilang, entah pergi ke mana. Aku berlari ke luar kapel dan memberitahu temanku, tapi hanya sebagian saja. Aku juga menceritakan ini ke kakak kelasku.

Sebut saja namanya, Melly. Aku dan Melly segera pergi ke kapel. Tapi sudah tidak ada lagi bukti, karena tadi saja sudah menghilang dari hadapanku secara misterius. Aku berusaha meyakinkannya. Dia percaya, tapi sebelum itu dia sempat diam dan seperti orang yang layakanya tidak percaya atau menganggapku sebagai orang gila. Bel berbunyi, aku terpaksa harus menghentikan semua ini. Anak-anak berhamburan berbaris, aku pun harus ikut baris.

Aku dan Melly pun berpisah. Sampai sekarang cerita ini masih kuingat dan tidak akan kulupakan. Begitu pula dengan Melly. Maaf kalau kurang menyeramkan, tapi ini nyata. (Sekilas informasi: Aku tidak tau dimana sosok tangan misterius aneh itu berada sekarang. Sampai saat ini dia belum menampakkan dirinya mau di sekolah ataupun di tempat manapun. Walaupun sekarang aku masih sering-sering ke kapel untuk berdoa, sosok itu tidak terlihat lagi. Mau sepi atau tidak, tetap saja. Mungkin saja dia mau menyampaikan sesuatu padaku atau yang lainnya. Tapi dengan cara yang membuatku bergidik ngeri. Sampai saat ini, aku masih menyimpannya dan dirahasiakan). Terimakasih, para pembaca KCH yang sudah mau membaca. Aku ingatkan lagi “Jangan Pernah Baca ini Sendirian”.