Sabtu, 15 Oktober 2016

Ekspedisi Mencekam

Halo pembaca setia Cerita Horor, balik lagi nih aku Adit yang waktu itu mengirimkan cerita ospek komunitas, sedikit gambaran dari ceritaku sebelumnya. Jadi aku ini adalah pendiri komunitas horor di Bandung dan seorang indigo. Kali ini aku akan menceritakan pengalaman komunitas kami sewaktu ekspedisi di daerah Ciwidey, Bandung tempatnya di Cidaun. Kami memilih daerah itu karena menurut cerita yang beredar di Cidaun seringkali ditemui gangguan pada pengendara maupun pejalan kaki yang melintasi daerah tersebut.

Memang pada malam hari suasana di cidaun begitu menyeramkan, ditambah cuaca yang berkabut dengan jarak pandang 10 meter yang membuat suasana malam sangat mencekam. Sehingga membuat kami sangat ingin mengunjungi daerah itu. Hari itu tepatnya malam jum’at, dari sekian banyak orang di komunitasku yang hanya bersedia untuk ikut hanya sekitar 17 orang. Akhirnya kami memutuskan untuk berangkat pukul 18.00 dan kami sampai sekitar pukul 19.30 malam.

Disana kami bersiap menulusuri setiap jalan yang berkabut, tentunya sebelum berangkat kami selalu berdo’a menurut kepercayaan masing-masing. Kali ini di komunitasku untung saja yang mempunyai kelebihan bukan hanya aku melainkan ada Yoga dan Sisil yang dapat membantu jika terjadi hal yang tidak diinginkan sewaktu ekspedisi. Aku, Yoga, dan Sisil jalan diurutan paling depan memandu teman-teman komunitasku agar aman. Kami pun mulai melakukan perjalanan menyusuri tempat-tempat yang dikenal sangat angker.

Saat berjalan sudah lumayan jauh akhirnya kami menemukan makam keramat. Ada yang aneh dengan makam keramat itu, nisan tanpa nama dan kain putih dibeberapa batu nisan membuat kesan mistis yang sangat kental. Lalu aku dan Yoga mulai menyiapkan mediator, mediator kami namanya ceper. Belum kami memulai memanggil arwah untuk masuk kedalam tubuh ceper, rupanya ada penunggu makam keramat yang amat marah dan dia masuk kedalam tubuh timku yang lain sebut saja namanya mail.

Aku : punten (salam) bahasa sunda, siapa ini?.
Mediator : saya abah atong.
Aku : kalau boleh tahu, kenapa abah tiba-tiba masuk?.
Mediator : abah cuma pengen ngasih tahu, kalau teman kamu ini telah tidak sopan. Dia menginjak makan abah. Abah mau bawa dia ke alam abah saja.

Akhirnya karena kondisi sudah tidak beres melihat tingkah jin yang masuk kedalam mail sangat marah, aku dibantu dengan Yoga mulai mengeluarkan jin itu. Saat mail sadar, aku dan beberapa tim yang lain menasihati mail untuk tidak mengacau lagi. Ketika suasana mulai kondusif, aku memberi arahan pada tim yang lain untuk melanjutkan perjalanan. Karena aku sempat di nasehati oleh jin-jin disitu untuk meninggalkan makam. Perjalanan pun kami lanjutkan, kabut sangat tebal menghalangi jarak pandang kami.

Jam menunjukan pukul 22.30, sudah sangat jauh kami berjalan, akhirnya kami menemukan sebuah bangunan yang sudah sangat kumuh dan rusak. Bangunan itu rupanya bekas pos penjaga dahulunya. Aku begitu dikejutkan saat melihat banyak sekali arwah-arwah orang belanda dan tentara indonesia. Mereka begitu marah sampai-sampai membuat tim ku yang bukan indigo ketakutan karena penampakan-penampakan mereka yang sangat menyeramkan.

Rupanya di area ini dulunya adalah bekas pembantaian tentara indonesia. Karena udara disitu sangat dingin dan suasana semakin tidak karuan, akupun berinisiatif untuk tidak melanjutkan ekspedisi lagi. Sampai saat ini aku masih belum mengerti apa tujuan dari kain putih di beberapa makam itu. Mungkin sekian saja cerita ekspedisi kami, tunggu ya cerita-cerita ekspedisi lainnya dari kami. Maaf kalau gak seram.